Sebuah Pelajaran Kesadaran

Sebuah Pelajaran Kesadaran - Dengan rasa ngantuk yang masih jelas pada mataku. Hari itu kembali beraktiftas didunia kampus yaitu aktifitas perkuliahan. Namun hari itu berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Kok beda, bukannya hari itu tetap mulai ahad sampai sabtu yang jumlahnya tujuh hari dalam satu minggu. Bukan harinya, tapi keadaan atau sesuatu pada hari itu yang berbeda dari hari sebelumnya dan sebenarnya tiap hari itu keadaan pasti berbeda.Itu Pelajaran Kesadaran Sebenarnya sih tidak ada yang amat berbeda ataupun sangat spesial. Bukan martabak spesial yah. Ada hal yang menjadi pelajaran dihari itu dan itupula yang menjadi inspirasi buat saya dan saya tidak tahu yang lainnya. Lagi-lagi yang isnpirasi itu tidak jauh amat datangnya. Yang datang dan yang muncul bukanlah seorang bidadari cantik dari surga. Bukan pula Al-mishary yang datang dari negara Arab. Dan juga bukan dan mustahil Ahmad Syauqi yang datang untuk melantungkan syair-syairnya. Tentang Al-mishary, beliau itu seorang yang saya kagumi tentang sosok dirinya dengan suaranya yang begitu merdu membaca Al-quran dan kemerduan nasyidnya. Mendengar suaranya yang merdu melantungkan nasyid Arab membuat hati seakan disentuh olehnya dengan sebuah kain sutera yang begitu halus dan lembut.

Sebuah Pelajaran Kesadaran

            Uupss, pembahasan melenceng dari tema. Okelah, hari itu tepatnya hari senin tanggal 16 MAret 2015. Belum lama amat. Hari itu saya sedikit terlambat sekitar 8 menit. Untung materi belum dimulai. Tapi tiap kelompok telah bergabung ke kelompoknya masuing-masing dan sayapun langsung- gabung dengan kelompok saya. Karena agenda kuliah waktu itu membahas dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Pada minggu sebelumnya. Ini merupakan salah satu metode belajar yang diterapkan saat perkuliahan. Cara kerjanya begini. Tiap-tiap kelompok diberi lima kalimat oleh dosen untuk dinalisis seperti memberi harakat, menentukan hukum irabnya dan fungsinya. Kemudian tiap kelompok berdiskusi untuk mengerjakan secara tepat. Setelah itu, lembar kerja dialihkan ke kelompok lain untuk dinalisis pula, dikoreksi jika ada kesalahan dan bertanya ketika ada yang tidak dipahami. Setelah semuanya selesai dikumpul ke dosen dan minggu depannya dikembalikan ke masing-masing kelompok untuk memperbaiki kesalahan dan menjawab pertanyaan yang ada.


Sebuah Pelajaran Kesadaran


            Hari itulah yang dimaksud. Tiap-tiap kelompok berdiskusi kembali, mengerjakan untuk memperbaiki kesalahan dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Setelah itu ditunjuklah satu orang dari masing-masing kelompok untuk memaparkan hasil diskusinya.
            Begitulah sekilas ceritanya. Pada akhir sesi, dosen bertanya dengan sebuah pertanyaan “Apa hikmah yang dapat anda ambil terhadap kehidupan sehari-hari? Tampaknya dosen saya ini tidak hanya ingin mengembangkan kualitas keilmuan mahasiswanya. Tapi lebih daripada itu, yaitu bagaimana suatu metode belajar yang diterapkan mampu memberi dampak positif bagi kehidupan praktis mahasiswa. Lalu teman saya mulai berargumen, ada yang mengatakan ini merupakan review terhadap pelajaran sebelumnya. Dapat saling menutupi kekurangan satu sama lain. Argumen tersebut benar dan tidak salah bahkan bermanfaat. Bahwa dengan metode seperti itu kita kembali merefres pelajaran sebelumnya. Sementara saya masih merenung “apa sih yang saya dapat dari metode ini? Dan saya menemukannya kemudian berargumen pula. Benar atau salah, tapi ini bersifat subjektif namun tetap objektif. Pelajaran yang dapat diambil adalah pelajaran kesadaran diri (tidak egois). Bahwa kita yang berbuat tidak selamanya benar, ada banyak hal yang kita kerjakan dan kita anggap bahwa itu benar. Setelah direview, dianlisis dan ditanggapi oleh kelompok lain. Ternyata banyak kesalahan yang ditemukan. Sehingga sebagai manusia harus sadar bahwa apa yang kita anggap benar belum tentu benar bagi orang lain atau memang kita salah. Itu adalah pelajaran kesadaran, bahwa dengan mengakui kesalahan merupakan tanda manusia yang berkualitas dan tidak hina. Karena ternyata yang membedakan manusia dengan hewan adalah kesadarannya.. Hal ini selaras dengan taubat kepada Allah swt atas segala kesalahan dan dosa yang diperbuat. Taubat adalah sadar dan mengakui kesalahan yang telah diperbuat baik disengaja maupun tidak disengaja.
            Metode belajar tersebut juga memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri selama kesempatan itu masih ada. Kesempatan yang dimaksud adalah pada saat didunia. Metode itu pula mengajarkan kebersamaan dan masih banyak lagi kemungkinan interpretasi terhadapnya. 

Sebuah Pelajaran Kesadaran

Share this:

ABOUT THE AUTHOR

Lahir 06 Maret 1995 merupakan alumni Pondok Pesantren Daarul Mu'minin. Sekarang kuliah jurusan Sastra Asia Barat Universitas Hasanuddin angkatan 2013

0 comentários:

Post a Comment